UNRWA: Gaza Tidak Lagi Aman bagi Anak-anak setelah Serangan Israel di Sekolah PBB
Keterangan Gambar : Pemboman Israel terhadap sekolah di kamp Nuseirat di Jalur Gaza, Kamis (6/6/2024). UNRWA menyatakan Jalur Gaza tidak aman bagi anak-anak setelah Israel kembali mengebom sekolah. (c) Associate Press
SUDUTPANDANGPKU.COM - Badan PBB untuk Pengungsi
Palestina (UNRWA) mengeluarkan pernyataan keras setelah Israel kembali mengebom
salah satu sekolah yang dikelola oleh PBB di Kota Gaza, menandai serangan
terbaru yang menargetkan tempat perlindungan bagi warga sipil. Serangan
tersebut, yang terjadi pada Rabu (21/8/2024), menewaskan dua warga Palestina
dan melukai 15 lainnya, termasuk anak-anak.
“Kita menerima laporan tentang serangan mengerikan lainnya
hari ini di salah satu sekolah UNRWA kami di Kota Gaza,” ujar Komisaris
Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini. Menurutnya, Gaza tidak lagi menjadi tempat
yang aman bagi anak-anak, yang kini menjadi korban pertama dalam perang yang
tak kenal ampun ini.
Sekolah yang diserang, Sekolah Salah al-Din, adalah tempat
perlindungan bagi para pengungsi yang sebelumnya telah kehilangan tempat
tinggal akibat konflik yang sedang berlangsung. Ini merupakan serangan
kesembilan yang menargetkan sekolah-sekolah UNRWA sejak awal Agustus. Lazzarini
menambahkan bahwa “Gaza bukan lagi tempat bagi anak-anak. Mereka adalah korban
pertama dari perang tanpa ampun ini. Kita tidak bisa membiarkan hal yang tak
tertahankan menjadi norma baru. Cukup.”
Situasi di Gaza semakin kritis dengan blokade yang berlanjut,
menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan, yang memperburuk
krisis kemanusiaan. Hingga saat ini, lebih dari 40.170 warga Palestina
dilaporkan tewas akibat konflik ini, sebagian besar adalah wanita dan
anak-anak, dan lebih dari 92.740 orang terluka, menurut otoritas kesehatan
setempat.
PBB juga mengingatkan bahwa perintah evakuasi militer Israel
yang sedang berlangsung dapat menyebabkan pengungsian paksa lebih lanjut,
menimbulkan kekhawatiran bahwa layanan penting akan segera terputus. Selain
itu, Israel kini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang
telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota selatan Rafah, tempat
lebih dari satu juta warga Palestina berlindung sebelum wilayah tersebut
diserbu pada 6 Mei.
Krisis ini semakin menyoroti kebutuhan mendesak akan gencatan
senjata untuk mengakhiri penderitaan warga sipil di Gaza, terutama anak-anak
yang menjadi korban utama dari konflik yang berkepanjangan ini.
Sumber : (Republika)
Baca Lainnya :
- Sanny Onggiesty Dassaniya, Siswi SMAS Darma Yudha Raih Tiga Medali di Olimpiade Internasional Ilmu Kebumian 2024
- Francesco Bagnaia Juara MotoGP Austria 2024, Disusul Jorge Martin dan Enea Bastianini
- Rizki Juniansyah Persembahkan Medali Emas Kedua untuk Indonesia di Olimpiade Paris 2024
- Serangan Udara Israel di Gaza dan Tepi Barat: Ketegangan Meningkat di Timur Tengah
- Wamendag Bertemu Ritel Magnit dan Yandex dalam Kunjungan Kerja ke Rusia
n
...
View Article