UNRWA: Gaza Tidak Lagi Aman bagi Anak-anak setelah Serangan Israel di Sekolah PBB

By sudutpandangpku.com 22 Agu 2024, 23:41:19 WIB Internasional
UNRWA: Gaza Tidak Lagi Aman bagi Anak-anak setelah Serangan Israel di Sekolah PBB

Keterangan Gambar : Pemboman Israel terhadap sekolah di kamp Nuseirat di Jalur Gaza, Kamis (6/6/2024). UNRWA menyatakan Jalur Gaza tidak aman bagi anak-anak setelah Israel kembali mengebom sekolah. (c) Associate Press


SUDUTPANDANGPKU.COM - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengeluarkan pernyataan keras setelah Israel kembali mengebom salah satu sekolah yang dikelola oleh PBB di Kota Gaza, menandai serangan terbaru yang menargetkan tempat perlindungan bagi warga sipil. Serangan tersebut, yang terjadi pada Rabu (21/8/2024), menewaskan dua warga Palestina dan melukai 15 lainnya, termasuk anak-anak.

 

“Kita menerima laporan tentang serangan mengerikan lainnya hari ini di salah satu sekolah UNRWA kami di Kota Gaza,” ujar Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini. Menurutnya, Gaza tidak lagi menjadi tempat yang aman bagi anak-anak, yang kini menjadi korban pertama dalam perang yang tak kenal ampun ini.

 

Sekolah yang diserang, Sekolah Salah al-Din, adalah tempat perlindungan bagi para pengungsi yang sebelumnya telah kehilangan tempat tinggal akibat konflik yang sedang berlangsung. Ini merupakan serangan kesembilan yang menargetkan sekolah-sekolah UNRWA sejak awal Agustus. Lazzarini menambahkan bahwa “Gaza bukan lagi tempat bagi anak-anak. Mereka adalah korban pertama dari perang tanpa ampun ini. Kita tidak bisa membiarkan hal yang tak tertahankan menjadi norma baru. Cukup.”

 

Situasi di Gaza semakin kritis dengan blokade yang berlanjut, menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan, yang memperburuk krisis kemanusiaan. Hingga saat ini, lebih dari 40.170 warga Palestina dilaporkan tewas akibat konflik ini, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 92.740 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

 

PBB juga mengingatkan bahwa perintah evakuasi militer Israel yang sedang berlangsung dapat menyebabkan pengungsian paksa lebih lanjut, menimbulkan kekhawatiran bahwa layanan penting akan segera terputus. Selain itu, Israel kini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung sebelum wilayah tersebut diserbu pada 6 Mei.

 

Krisis ini semakin menyoroti kebutuhan mendesak akan gencatan senjata untuk mengakhiri penderitaan warga sipil di Gaza, terutama anak-anak yang menjadi korban utama dari konflik yang berkepanjangan ini.

 

Sumber : (Republika)

Baca Lainnya :




View all comments

Write a comment


Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, Instagram, Twitter, Youtube, Linkedin, Tiktok dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.

Komentar Terakhir