Upaya Pemkot Pekanbaru Turunkan Stunting: Dari Intervensi Serentak hingga Program Bapak Asuh
Keterangan Gambar : Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution, didampingi Kadis Dalduk KB Kota Pekanbaru bMuhammad Amin selaku Bapak Asuh Anak Stunting menyerahkan makanan tambahan kepada anak stunting. (c) dentingnews.com
SUDUTPANDANGPKU.COM - Penanganan kasus stunting telah
menjadi salah satu prioritas utama pemerintah di berbagai tingkatan, termasuk
di Kota Pekanbaru. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai program telah
diluncurkan untuk mencapai target Indonesia bebas stunting, sejalan dengan visi
Indonesia Emas 2045. Stunting, yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam
1000 hari pertama kehidupan, merupakan ancaman bagi kualitas generasi
mendatang.
Pemerintah Kota Pekanbaru, di bawah pimpinan Penjabat
Walikota Risnandar Mahiwa, telah berkomitmen untuk mengurangi prevalensi
stunting di wilayah ini. Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Indra Pomi, yang
juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota
Pekanbaru, menyoroti beberapa faktor utama yang menyebabkan stunting, seperti
pola makan yang kurang baik, sanitasi yang buruk, dan akses terbatas terhadap
air bersih serta lingkungan yang kurang higienis.
Menurut Indra Pomi, rendahnya asupan gizi dan infeksi
berulang pada anak menjadi penyebab utama stunting di Pekanbaru. Oleh karena
itu, berbagai langkah telah diambil, termasuk penyuluhan kepada masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya gizi seimbang dan kebersihan
lingkungan.
Sejak pemerintah pusat menginstruksikan daerah untuk
memprioritaskan penanganan stunting, Pemerintah Kota Pekanbaru telah membentuk
TPPS di berbagai tingkatan, mulai dari kota hingga kelurahan. Selain itu,
dilakukan juga Audit Kasus Stunting serta pelaksanaan program Bapak/Bunda Asuh
Anak Stunting, yang melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD),
jajaran Forkopimda, serta pihak swasta dan BUMN.
"Kita melibatkan semua OPD di lingkungan Pemerintah Kota
Pekanbaru, termasuk juga jajaran Forkopimda untuk menjadi Bapak/Bunda Asuh Anak
Stunting. Pihak swasta dan BUMN juga turut kita libatkan. Sehingga penanganan
stunting ini bisa berkelanjutan dan diatasi bersama," jelas Indra Pomi.
Selain itu, Pemkot Pekanbaru juga melaksanakan pengawalan
intervensi serentak, pendampingan keluarga yang berisiko stunting, dan
pembentukan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT). Upaya ini diperkuat dengan
kegiatan Rembuk Stunting Kota Pekanbaru dan Mini Lokakarya di setiap kecamatan.
Hasil dari berbagai upaya ini menunjukkan penurunan
signifikan dalam prevalensi stunting di Pekanbaru. Data terbaru menunjukkan
bahwa prevalensi stunting yang pada tahun 2013 mencapai 34,7% telah menurun
menjadi hanya 8,7% pada tahun 2023, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, Survei
Status Gizi Indonesia, dan Survei Kesehatan Indonesia.
Menurut data terakhir dari Dinas Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana (KB) Kota Pekanbaru, jumlah kasus stunting saat ini
berjumlah 227 kasus. Dari jumlah tersebut, 165 kasus telah diintervensi melalui
program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting, yang menunjukkan komitmen serius
pemerintah dan masyarakat Pekanbaru dalam menurunkan angka stunting demi masa
depan yang lebih baik.
Sumber : (dentingnews.com)
Baca Lainnya :
- Festival Pacu Jalur Event Nasional 2024 Resmi Dibuka di Kuantan Singingi
- Syarat Barang Bawaan di Pesawat: Mengapa Kopra Dilarang?
- Festival Akbar Pemberdayaan Perempuan Renjana Cita Srikandi akan Lanjutkan Roadshow ke Pekanbaru
- Survei: Tiga dari Empat Gen Z di AS Menyalahkan Media Sosial atas Dampak Negatif pada Kesehatan Mental
- 5 Kota dengan Kehidupan Malam Terbaik di Dunia Versi Time Out
n
...
View Article