BBKSDA Riau Lakukan Mitigasi Pasca Konflik Manusia dan Harimau yang Tewas di Hutan Industri HTI Petak 466 Blok L PT SPA

Keterangan Gambar : Ilustrasi. (c) alamendah.org
SUDUTPANDANGPKU.COM - Pihak Balai Besar Konservasi dan Sumberdaya
Alam (BBKSDA) Riau telah melakukan mitigasi pasca terjadinya konflik antara
manusia dan satwa harimau yang mengakibatkan Rahmad (26) tewas di lahan Hutan
Tanaman Industri (HTI) Petak 466 Blok L PT SPA Desa Tanjung Simpang, Kecamatan
Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).
Kepala
BBKSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan S.Hut, MM, menyatakan bahwa tim BBKSDA
Riau telah melakukan mitigasi pada Jumat (10/5) setelah menerima laporan
kejadian. Mitigasi dilakukan bersama pihak perusahaan yang berada di lokasi
kejadian.
Proses
mitigasi meliputi pengecekan lapangan, identifikasi, dan pemasangan kamera
jebak. Selanjutnya, tim gabungan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para
pekerja di lapangan tentang cara menghindari konflik dengan satwa, khususnya
harimau.
Selain
itu, tim BBKSDA Riau memberikan arahan dan himbauan kepada pihak perusahaan
untuk menerapkan standar operasional (SOP) mitigasi interaksi negatif dengan
harimau secara ketat.
Hasil
pengecekan menunjukkan bahwa lokasi kejadian berada pada habitat harimau
sumatera dengan populasi yang cukup besar. Meskipun demikian, secara legalitas,
lokasi tersebut dapat ditanami oleh pemegang konsesi.
Kronologis
kejadian menunjukkan bahwa korban bersama dengan dua temannya datang ke lokasi
untuk melakukan penyemprotan gulma di lahan perkebunan Akasia PT SPA pada Kamis
(9/5) siang sekitar pukul 13.00 WIB. Saat bekerja, korban terpisah dari
teman-temannya dan tiba-tiba berteriak minta tolong sekitar pukul 14.00 WIB.
Meskipun
teman-temannya segera mencari sumber suara, namun tidak berhasil menemukan
korban. Jejak atau tapak kaki harimau ditemukan di sekitar lokasi tersebut.
Setelah dilaporkan ke Kantor Pengelola, pencarian terhadap korban dilakukan dan
jasad korban ditemukan dalam kondisi meninggal dengan sejumlah luka.
Jasad
korban kemudian dievakuasi ke klinik Merawang dan selanjutnya diserahkan kepada
keluarga untuk dimakamkan. Langkah mitigasi yang dilakukan oleh BBKSDA Riau
bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik serupa di masa mendatang serta
menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat serta satwa liar di sekitar area
tersebut.
Sumber
: Mediacenter Riau/hb
Baca Lainnya :
- PJ Walikota Pekanbaru Melepas 60 ASN sebagai Jemaah Calon Haji: Doa untuk Keselamatan dan Kebangkitan Kota
- Pembongkaran Bangunan Liar di Lingkungan Universitas Riau Terkait Penemuan Ganja
- Real Madrid Melaju ke Final Liga Champions 2023/2024 Setelah Mengalahkan Bayern Munchen dengan Skor 2-1
- Rektor Universitas Riau (UNRI) Menghentikan Perkara Kritik Mahasiswa terhadap Biaya Kuliah

n
...
View Article